Hijab Antara Manusia Dengan Allah

embun hati

Alhamdulillaahirabbil ‘aalamiin, Allahuma shalli ‘ala Muhammad wa’ala
aalihi washahbihii ajmaiin, amma ba’du, *)“Tidak ada hijab apapun antara engkau dengan Allah
Ta’ala, akan tetapi yang menjadi hijabnya antara dugaanmu ada lagi sesuatu yang lain di samping
Allah.”

Segala sesuatu pada hakikatnya tidak ada. Yang wajib ada hanyalah Allah Ta’ala. Hal selain itu
tergantung kepada belas kasih Allah, hendak diadakan atau tidak, hendak diciptakan atau tidak.

Seorang ahli berkata “ makhluk tidak dapat menjadi penghalang dan tidak dapat menjadi
perantara.Makhluk hanyalah suatu bayangan, seperti bayangan pohon di dalam air.

Bayangan pohon itu tidak dapat menjadi penghalang bagi perjalanan perahu. Oleh karena tidak ada
penghalang antara abid dengan ma’bud.Hanya hamba sendiri yang merasa adanya penghalang tersebut
dari bayangannya sendiri.

*): dari Mutu Manikam Kitab Al Hikam Syekh Ahmad Atailah

Saudaraku, apapun yang ada itu mutlak hanyalah makhluk Allah SWT, makhluk sesuka Allah , Dia
yang Menciptakan , Dia Yang Membentuk , Dia Yang Memberi, Dia Yang Akan Mematikan, tidak ada
satupun perbuatan makhluk atau manusia yang bisa menghalangi kehendak Allah SWT, Allahu Akbar.

Terjadinya persoalan dalam hidup kita adalah kalau kita membesar-besarkan makhluk dan
mengecilkan Allah.Ketika atasan dianggap sebagai pemberi rejeki maka terjadilah bawahan menjilat
atasan, ketika pembeli dianggap sebagai pemberi rejeki akhirnya justru pedagang ditipu
pembeli,ketika suami dianggap sebagai jalan kebahagiaan akibatnya bergantung kepada suami.

Makin banyak kita bergantung kepada selain Allah , makin tidak tenang hidup ini, makin resah
dan makin turun kualitas akhlaq kita , karena posisi yang sebenarnya adalah Allah Pencipta Alam
Semesta menciptakan manusia untuk mengabdi kepada Allah menciptakan dunia berikut isinya , Allah
menciptakan semua, melayani kita supaya kita menghamba kepada Allah SWT.

Banyak orang yang jadi hina dan sengsara karena posisi dia menjadi pelayan budak dia , Allah
menciptakan uang supaya kita dapat dekat dengan Allah lewat uang yang dititipkan ,agar bisa
bersadaqah, zakat dan menolong orang sehingga derajat dia akan meningkat di sisi Allah.

Tapi banyak orang yang dirinya menjadi hamba uang , demi mencari uang dia sanggup berbuat licik
, demi mencari uang dia mencuri, demi mendapatkan uang dia korupsi , padahal jauh sebelum kita
dilahirkan rejeki kita sudah diciptakan oleh Allah SWT, Subhanallah, empat bulan di perut ibu
sudah beres pembagian rejeki kita “ kita tidak disuruh mencari uang tapi “Waabtaghuu Min
Fadlillaah “(QS. 62 ; 10) “Mencari karunia Allah” , rejeki yang barokah”

Jadi orang tidak akan tenang dalam hidup , sebelum dia yakin makhluk itu hanya alat dari Allah
untuk sampainya nikmat atau sampainya musibah,tidak ada satupun pembeli yang bisa menyampaikan
rejeki kepada kita tanpa izin Allah , maka seorang pedagang yang ahli ma’rifat tidak ada selera
untuk mengikat pembeli , yang dia selera adalah dia melakukan yang terbaik bagi pembeli , jadi
atau tidak rejekinya sampai kepada dia, yang terpenting dengan berjualan dapat menjadi amal .

Kalau kita yakin Allah akan mencukupi maka pasti cukup,karena Allah sesuai dengan prasangka
hamba-Nya, inilah sebenarnya yang berharga . Banyak orang yang tidak pernah mau berlatih , puas
hanya dengan jaminan dari Allah , selebihnya kecewa.

Kalau kita ingin dicukupi hidupnya oleh Allah , pantangannya hanya satu “ Pantang berharap
kepada makhluk !” karena Allah Maha Pencemburu , Allah Yang Membagikan rejeki tidak suka
makhluknya bergantung kepada makhluk, kalau hamba bergantung hanya kepada Allah “Wamayyatawakkal
‘allallah fahuwa hasbuh” Dan barang siapa yang bertawakal kepada Allah niscaya Allah akan
mencukupkan (keperluannya).(QS. Ath Thalaq ; 2-3)

Rejeki tidak selalu identik dengan makanan, uang , pujian tetapi kesabaran juga rejeki
Subhanalloh.Jadi orang yang banyak rejeki jangan dihitung dari orang yang banyak tabungannya ,
karena tabungan itu dilihat tidak dipegang tidak, rejeki itu adalah bagaimana Allah membimbing
kita supaya kita dekat dengan Allah , adakalanya dalam bentuk hutang gara-gara hutang tiap malam
menjadi tahajud, adakalanya dalam bentuk disakiti oleh suami, jadi tolong selalu yakini rejeki
yang terbesar adalah ketika hijab diangkat menjadi yakin kepada Allah, itulah yang membuat kita
terjamin dalam hidup ini

*)Syekh Ataillah mengingatkan : Andaikata Allah tidak menampakan kekuasaan pada benda-benda
alam, tidak mungkin adanya penglihatan pada-Nya. Andaikata Allah Ta’ala menampakan
sifat-sifat-Nya, pasti benda-benda itu akan musnah”

Andaikata Allah Ta’ala menampakan diri-Nya pada makhluk di alam semesta ini , maka Allah akan
mudah terlihat.. Akan tetapi Allah tidak akan menyatakan dirinya dalam bentuk benda , sebab
benda-benda itu adalah ciptaan Allah sendiri. Pencipta lebih mulia dari hasil ciptaan-Nya. Oleh
karena itu sang Pencipta menunjukan dirinya dalam bentuk ciptaan-ciptaan-Nya sendiri.Sebab,
kalau demikian, tidak ada bedanya antara Maha Pencipta dengan ciptaan-Nya.Dan benda-benda
ciptaan itu akan hancur berantakan apabila wujud Allah sama dengan benda-benda. *)

*): dari Mutu Manikam Kitab Al Hikam Syekh Ahmad Atailah

Allah itu menciptakan kita , dan kita tidak dapat melihat Allah yang sebenarnya, karena yang
kita tahu hanyalah makhluk dan makhluk itu lemah , mata kita tidak bisa melihat Allah karena
mata ini sangat lemah , melihat jauh saja tidak sanggup , sangat dekat pun tidak kelihatan. Kita
bahkan tidak tahu alis kita yang sebenarnya , bulu mata, hidung, yang terdekat dengan mata saja
tidak pernah terlihat, pendengaran kita juga lemah, kita tidak bisa mendengar semuanya,
frekuensi yang lebih tinggi ataupun lebih rendah dari kemampuan pendengaran kita,suhu untuk
tubuh kita juga terbatas andaikata diberikan suhu yang lebih tinggi ataupun lebih rendah tentu
tidak akan sanggup kita menahannya.

Jadi bagaimana mungkin makhluk yang lemah bisa melihat Allah Yang Maha Sempurna,oleh karena itu
Allah menciptakan qolbu dan hati inilah sebenarnya yang bisa merasakan kehadiran Allah SWT
sepanjang hatinya bersih , andaikata hati kita bersih dapat kita rasakan Allah Yang Maha
Menatap, Allah menggenggam langit, Allah menciptakan semuanya agar kita berpikir,Afalaa
tatafakkaruun

“Alladziina yadzkuruunallooha qiyaamaawaqu’uudaawwa ‘alaa junuubihim wayatafakkaruuna fii
kholqissamaawaati wal ardhi Rabbana maa kholaqta haadzaa baathilaa subhaanaka faqinaa
‘adzaabannar”(Yaitu)orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam
keadaan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata), “Ya
Tuhan kami, tiadalah Engkau Menciptakan ini dengan sia-sia. Maha Suci Engkau, mka peliharalah
kami dari siksa neraka.(QS. 3: 191)

0 Responses to "Hijab Antara Manusia Dengan Allah"

Posting Komentar